Daya Tarik Wisata Situs Gunung Padang di Cianjur

Wisata sejarah menjadi destinasi yang sangat menarik bagi banyak orang, salah satunya berwisata ke Situs Gunung Padang. Ketika mendengar namanya, mungkin banyak yang langsung mengira bahwa situs ini terletak di kota Padang, Sumatera Barat. Padahal sebenarnya Gunung Padang memang sebuah nama situs dan lokasinya bukan di Padang.

Jawa Barat memiliki wisata sejarah yang patut menjadi kebanggaan bersama melalui Gunung Padang di Cianjur. Ini merupakan situs prasejarah dari peninggalan kebudayaan megalitikum yang bentuknya masih terjaga dengan baik dan dapat menjadi sumber belajar bagi banyak orang.

Peninggalan dari masa pra sejarah sangat menarik perhatian bagi sebagian orang karena dapat mempelajari bagaimana kehidupan dan tradisi masyarakat di masa lampau. Hal ini pula yang dapat dipelajari di gunung ini, sebuah arsitektur kuno yang menyimpan banyak misteri dan kisah.

Daya Tarik yang Dimiliki Situs Gunung Padang

Di Indonesia memang terdapat banyak tempat wisata peninggalan zaman prasejarah. Gunung Padang sebagai salah satu destinasi wisata tersebut memiliki beberapa daya tarik yang membuatnya berbeda dengan situs lainnya. Berikut adalah beberapa hal yang menjadi daya tariknya.

Situs Cagar Budaya Nasional

Gunung Padang termasuk salah satu situs Cagar Budaya Nasional peninggalan zaman Megalitikum berupa punden berundak yang menghadap Gunung Gede Pangrango Cianjur. Punden berundak tersebut terdiri dari 5 undakan dengan jenis batu andesit basaltis berusia 2000 – 3000 SM.

Lebih Tua dari Piramida Giza

Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti usia Gunung Padang karena pendapat yang berbeda-beda berdasarkan penafsiran dari penanggalan karbon yang terdapat pada batuan di setiap tingkatannya. Menurut beberapa penelitian, usia setiap undakannya berbeda yaitu mulai 5.000 SM sampai 26.000 SM.

Jika benar, maka usianya lebih tua dari Piramida Giza yang merupakan piramida tertua di dunia dan dibuat sekitar 2.570 SM. Dengan usia tersebut, maka Indonesia tentu patut bangga memiliki situs prasejarah ini.

Cek juga: sewa mobil bulanan surabaya

Bentuk Menyerupai Piramid

Gunung ini sekilas terlihat seperti bukit berbatu karena bentuknya kerucut dengan bebatuan di sekeliling. Ini juga membuatnya mirip piramida. Dilansir dari web Kebudayaan Kemdikbud, Gunung Padang sebenarnya adalah punden berundak atau teras bertingkat, sehingga wajar jika dianggap mirip piramida.

Punden berundak itu sendiri merupakan struktur berupa teras atau trap bersusun yang mengarah ke satu titik di atas. Punden berundak di Indonesia, termasuk Gunung Padang memiliki ciri khas sehingga menjadi penanda sebagai kebudayaan asli yang sudah ada di Indonesia. Punden berundak umumnya digunakan sebagai tempat pemujaan leluhur.

Punden Berundak Terbesar di Asia Tenggara

Sebagai bangunan pundek, Gunung Padang bukan gunung aktif. Situs ini tertutup dengan rerumputan di mana-mana dan berada di atas ketinggian 885 meter dpl sehingga memberikan suasana yang sejuk. Bagian kompleks utamanya tidak terlalu besar yakni sekitar 900 meter persegi.

Untuk luas area Gunung Padang sendiri cukup luas untuk dieksplorasi yakni mencapai sekitar 3 hektar. Dengan luas tersebut, kawasan gunung dinobatkan menjadi kompleks punden berundak terbesar yang ada di Asia Tenggara. Punden berundak ini dulunya diperkirakan merupakan tempat peribadatan kepercayaan dinamisme di masa lampau.

Ditemukan Pertama Kali oleh Peneliti Asal Belanda

Sosok yang pertama kali menemukan keberadaan Situs Gunung Padang adalah Nicolaas Johannes Krom yakni pada tahun 1914. Beliau adalah peneliti sejarah dan budaya Indonesia. Pada tahun 1979, ada 3 penduduk lokal yang menemukan dan melaporkan situs ini ke Dinas Kabupaten Cianjur yakni Bapak Endi, Bapak Abidin, dan Bapak Suma.

Memiliki Bentuk Batu yang Unik

Selain memiliki keunikan dari bentuk situsnya yang memiliki 5 undakan, batu yang digunakan pada situs ini juga memiliki bentuk yang unik yaitu kebanyakan berbentuk persegi lima. Ada pula beberapa batu unik lainnya seperti batu gamelan, batu kujang, batu tapak kaki, batu tapak macan, batu singgasana, batu kanuragan, dan batu pandaringan.

Situs Gunung Padang, Jawa Barat, adalah tempat wisata sejarah yang menjadi kebanggaan Indonesia karena usianya lebih tua dari Piramida Giza. Situs ini terletak di Cianjur dan memiliki bentuk kerucut dengan batuan di sekelilingnya, sehingga mirip piramida. Gunung Padang merupakan situs Cagar Budaya Nasional peninggalan zaman Megalitikum yang terdiri dari punden berundak yang menghadap Gunung Gede Pangrango Cianjur.

Wisata sejarah merupakan destinasi menarik bagi banyak orang yang ingin mempelajari kehidupan dan tradisi masyarakat di masa lampau. Gunung Padang memiliki beberapa daya tarik, di antaranya adalah usianya yang belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan berusia 5.000 SM sampai 26.000 SM. Jika benar, maka usianya lebih tua dari Piramida Giza yang dibuat sekitar 2.570 SM.

Selain itu, bentuk Gunung Padang yang menyerupai piramid juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Gunung Padang sebenarnya adalah punden berundak atau teras bertingkat, sehingga wajar jika dianggap mirip piramida. Punden berundak di Indonesia, termasuk Gunung Padang, memiliki ciri khas sehingga menjadi penanda kebudayaan asli yang sudah ada di Indonesia. Punden berundak umumnya digunakan sebagai tempat pemujaan leluhur.

Gunung Padang juga terkenal karena menjadi kompleks punden berundak terbesar yang ada di Asia Tenggara dengan luas mencapai sekitar 3 hektar. Situs ini dulunya diperkirakan merupakan tempat peribadatan kepercayaan dinamisme di masa lampau.

Situs Gunung Padang pertama kali ditemukan oleh Nicolaas Johannes Krom, seorang peneliti sejarah dan budaya Indonesia pada tahun 1914. Namun, baru pada tahun 1979, 3 penduduk lokal melaporkan keberadaan situs ini ke Dinas Kabupaten Cianjur.

Melihat daya tarik yang dimiliki oleh Gunung Padang, sebaiknya para wisatawan melakukan persiapan sebelum berkunjung ke situs ini. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah membawa peralatan yang sesuai dengan kondisi lokasi. Selain itu, para wisatawan juga disarankan untuk memakai pakaian dan alas kaki yang nyaman, serta membawa bekal makanan dan minuman untuk menjaga stamina selama menjelajahi situs Gunung Padang.

Selain berwisata, para pengunjung juga dapat mempelajari sejarah dan budaya Indonesia dari situs ini. Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik, mulai dari kehidupan dan tradisi masyarakat di masa lampau hingga kearifan lokal yang masih bertahan sampai sekarang. Oleh karena itu, Gunung Padang layak menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang perlu dikunjungi bagi para wisatawan yang ingin mempelajari sejarah dan budaya Indonesia.